[Fanfiction-Part/Romance] You That I Love - Minwoo BoyFriend (Part 4)



       Tittle                  : You That I Love
Author                : Yaka
Genre                 : Romance
Ranting              : T (Teen)
       Main Cast          : -MinWoo BoyFriend, -Kim Shin Hye (OC)
       Disclamer           : This Fanfict is my mine. Don't Copy and Don't Bashing.


Ø So Fine

“Soon Hwa, cepat sedikit jalanya. Kita sudah telambat,” teriak Shin Hye yang berada beberapa langkah di depan Soon Hwa. Soon Hwa mulai berlari kecil mendengar perintah Shin Hye itu. “omo omo... kita akan kena hukum!” katanya ngeri setelah langkahnya sejajar dengan Shin Hye.

“ini salahmu karena terlalu lama dikamar mandi,” gerutu Shin Hye sambil mempercepat langkahnya. Soon Hwa tidak membalas gerutuan Shin Hye karena dia memang alasan mengapa saat ini mereka nyaris terlambat. Raut wajah mereka berdua sama-sama tegang dan cemas.
“itu kelas kita!” seru Soon Hwa.
“ayo! Semoga Ji Seok songsaenim belum berada di dalam,” kata Shin Hye pelan berharap.
Yeah! Belum terlihat sosok sang guru di dalam kelas saat Shin Hye dan Soon Hwa menginjakan kaki di pintu kelas. Mereka berdua sama-sama menghela nafas kelegaan tapi hanya untuk sementara karena setelah itu, “kalian berdua terlambat!” hardik suara di belakang mereka. Aigo! Umpat Shin Hye dalam hati.
“hehehe. Songsaenim, mianhaeyo...” pelas Shin Hye dan Soon Hwa bersamaan meminta belas kasih dari gurunya itu. Sayang, Kim Ji Seok bukan seorang guru yang murah memberikan belas kasihnya.
“ah... tanganku pegal...” keluh Soon  Hwa dengan wajah memelasnya.
“tanganku juga,” sambung Shin Hye.
Yak, benar sekali! Mereka berdua akhirnya terkena hukuman dari sang guru –berjongkok diluar kelas sambil mengangkat tangan diatas kepala. Sudah sekitar lima belas menit mereka terkena hukuman dan hukuman itu sudah membuat kedua tangan mereka keram dan mati rasa. Belum lagi kaki mereka juga ikut-ikutan keram. Bulir-bulir keringat telah bercucuran dari dahi kedua gadis itu. Namun, mereka seakan tidak memperdulikanya dan tetap dengan posisi hukuman mereka.
aigo! Daripada terkena hukuman seperti ini aku lebih mau di suruh berlari sepuluh kali mengelilingi lapangan,” keluh Shin Hye.
“ah, tapi kalau aku lebih baik tidak terkena hukuman sama sekali.” Sergah Soon Hwa yang kini wajahnya sudah mulai memucat.
“aku juga lebih mau yang seperti itu. Soon Hwa-a, kau jangan sampai pingsan disini,” kata Shin Hye yang mulai cemas melihat kondisi teman senasibnya.
ani, aniyo... aku tidak akan pingsan.” Katanya penuh keyakinan tapi akan ada keraguan bagi setiap orang yang mendengarnya jika melihat wajahnya.
“ya ya ya... bertahanlah sebentar lagi. Sebentar lagi bel akan berbunyi.”
Tepat beberapa saat kemudian bel tanda istirahat berbunyi. Mereka benar-benar dapat bernafas lega sekarang. Dengan perlahan mereka mencoba untuk berdiri dari posisi masing-masing, masih sedikit goyang karena sendi lutut mereka meneriakan rasa ngilu saat mereka melakukan hal itu. Shin Hye memukul-mukul pelan kedua lengannya untuk menghilangkan nyeri yang juga timbul disana. Sedangkan Soon Hwa menyandarkan dirinya pada tembok yang berada dibelakang.
Murid-murid dari berbagai kelas pun mulai keluar berbondong-bondong hingga meme-nuhi koridor sekolah. Kim Ji Seok juga melakukan hal yang sama, tepi sebelum meni-nggalkan kelas yang diajarnya tadi, dia berhenti tepat di depan pintu.
“jika tidak ingin terkena hukam lagi sebaiknya kalian  jangan pernah terlambat pada kelasku.” Kata Kim Ji Seok dengan nada sedikit mengancam. Soon Hwa dan Shin Hye hanya mengangguk-angguk lemah menanggapi. Lalu Kim Ji Seok pun berlalu.
Sudah tiga bulan Shin Hye putus dengan Gong Chan dan sekarang kondisi hatinya kelihatan, sudah, hampir, membaik hari demi hari. Walaupun terkadang masih terdapat rona kesedihan jika sekali-kali tanpa sengaja dia teringat dengan Gong Chan. Tapi Shin Hye mencoba untuk tidak melihatkannya kepada orang lain termasuk kepada Soon Hwa. Oh, ngomong-ngomong soal Soon Hwa, dia tetap saja memaksa untuk ‘Mendekati dan Mendapatkan Jeong Min’. Yah, Shin Hye tidak pernah menurutinya. Tetapi setiap kali dia mengingat bagaimana gencarnya Soon Hwa membujuknya, Shin Hye menjadi sedikit merinding. Karena dia tahu, Soon Hwa itu terkadang bisa jadi orang yang sangat nekat!
“Shin Hye-a josime!” teriak Soon Hwa dari belakang. Namun terlambat, reaksi Shin Hye terlalu lambat untuk menyadari ada orang di depannya.
‘BRUUUK’ meraka bertubrukan lumayan keras sehingga Shin Hye terjatuh dilantai dengan mudahnya apalagi kakinya memang masih lemah setelah habis menerima hukuman.
aigo...” rintihnya saat menyadari bokongnya nyeri.
“gunakan matamu untuk melihat saat jalan!” hardik seseorang yang bertubrukan dengannya tadi.
Bukanya membantu berdiri, dia malah mengomeliku? Ucap Shin Hye kesal didalam hati. Dengan tenaga yang tersisa Shin Hye mencoba untuk berdiri, dan, berhasil! Shin Hye memegang bokongnya yang makin nyeri tanpa memperdulikan orang yang ditabraknya tadi tengah memandangnya dengan tatapan membunuh.
“selain punya masalah dengan matanya, ternyata kau juga punya masalah dengan pendengaranmu?” cemooh laki-laki yang menabraknya.
Kali ini kuping Shin Hye mulai panas, begitu juga dengan hatinya. “heh! Kau itu yang tidak punya ma­­­­­–“ perkataan Shin Hye tercekat ketika melihat siapa laki-laki yang ada dihadapanya... Minwoo.
mwoya?” ucapnya kasar.
Shin Hye berdehem sekali sebelum dia melakukan hal yang dapat membuatnya dalam bahaya. “kau itu yang tidak punya mata!” ulang Shin Hye dengan penekanan kalimat terakhirnya. Akibat perkataan Shin Hye, Minwoo pun tak kalah panas. Bukan hanya Minwoo beberapa fans Minwoo juga ikut-ikutan panas melihat keberanian Shin Hye.
“berani sekali kau berkata seperti itu kepadaku,” ucap Minwoo geram.
“tentu saja aku berani. Kau hanya seorang laki-laki yang memanfaatkan popularitasmu.” Kata Shin Hye membalas. Entah keberanian darimana yang di dapatkanya sehingga dia begitu berani berkata seperti itu kepada salah satu idola sekolah ini.
Terlihat bahwa kegeraman Minwoo telah sampai ke ubun-ubunnya dan sebentar lagi akan meledak keluar, tepat sebelum itu sebuah suara yang lembut mencegahnya.
“sudahlah. Kau tadi juga salah.” Kata suara lembut itu.
Shin Hye dan Minwoo langsung menoleh ke arah sumber suara. Kim Song Yoon salah satu gadis idola yang ada disekolah dan dia juga adalah orang yang paling bisa ‘menangani’ Minwoo.
hajiman,” Minwoo ingin membantah.
“sebaiknya kau meminta maaf terhadapnya. Kau tadi tidak menolongnya berdiri,” perintah Song Yoon. Tidak terima dengan perintah itu, Minwoo menolaknya dengan tatapan kesal. Song Yoon hanya membalas tatapan Minwoo itu dengan sebuah senyuman manis namun mengandung arti yang dalam.
“bukankah kau seorang laki-laki Minwoo-a?” tanya Song Yoon kepada Minwoo dan masih tetap memasang senyuman yang sama. Senyuman penuh arti. Minwoo membuang muka dan berdecak.
“kalau bukan karena ada Song Yoon aku tidak akan melakukan ini,” omelnya pelan. “baiklah, maafkan aku.” Sambung Minwoo singkat dan terdengar sangat tidak tulus.
Melihat kejadian itu, sebenarnya Shin Hye ingin tertawa terbahak-bahak. Betapa patuhnya Minwoo terhadap Song Yoon. Tapi itu semua diurungkanya dulu. Shin Hye berdehem sekali untuk menghilangkan rasa gelinya, lalu berkata “baiklah. Aku juga minta maaf sunbae,” dengan nada yang sedikit dibuat-buat.
Terlihat Song Yoon tersenyum geli juga, lalu kemudian, “ya sudah, ayo kita pergi. Semoga kau tidak apa-apa.” Kata Song Yoon ramah dan kemudian membalikan badanya untuk beranjak dari sana. Minwoo mengikutinya dari belakang. Setelah mereka berdua pergi gerombolan yang tadi terbentuk pun satu persatu menghilang hingga meninggalkan Shin Hye dan Soon Hwa disana. Melihat ke adaan yang telah tenang, Shin Hye langsung tertawa geli ditempatnya.
“Shin Hye-a... aku tidak tahu kau begitu berani berkata begitu kepadanya?” ujar Soon Hwa dengan nada kagum setelah dia berada di samping Shin Hye.
“hahahaha. Aku juga tidak tahu mengapa aku bisa begitu. Yang penting aku merasa puas melakukanya.”
“untung saja tadi datang Song Yoon sunbaenim kalau tidak kau tidak akan bisa tertawa sekarang.” Kata Soon Hwa sambil memandang tak percaya kepada Shin Hye yang masih saja terus tertawa.
“ah, ne. Untung saja ada Song Yoon sunbaenim,” ucapnya mengutip perkataan Soon Hwa. Soon Hwa hanya menggeleng lemah melihat sikap Shin Hye. Dia prihatin dengan nasib yang akan ditemui Shin Hye kelak disekolah ini.
“sudah ah. Ayo kita ke kantin. Aku lapar.” Ajak Shin Hye. Tanpa menunggu jawaban dari Soon Hwa, Shin Hye langsung menarik tangan Soon Hwa untuk cepat mengikutinya.

***

Sudah tengah hari Shin Hye tiba dirumah siang itu. Dia terlihat sangat lelah hari ini. Kakinya masih terjangkit keram dan ditambah dengan bokongnya yang juga ikutan nyeri akibat terjatuh. Terjatuh. Kalimat itu membuat Shin Hye kembali mengingat kejadian di sekolah, Shin Hye kembali tertawa pelan. Sungguh baru kali ini dia melihat Minwoo bertampang seperti itu, secara langsung, di depan matanya. Memang semua orang yang berada di sekolah juga tahu kalau satu-satunya orang yang dapat ‘menaklukan’ Minwoo adalah Kim Song Yoon seorang. Tapi dia tidak menyangka bahwa Minwoo akan setakluk itu kepada Song Yoon.
Apa karena senyum penuh arti yang digunakan Song Yoon? Pikirnya. Itu bisa jadi. Lanjut pikiranya. Tapi kenapa orang itu bisa setakluk itu kepada pacarnya sendiri? Pikiran Shin Hye mulai memunculkan pertanyaan lainnya. Ya, semua orang di sekolah menganggap bahwa Song Yoon dan Minwoo itu berpacaran, walaupun keduanya sering menyanggah hal tersebut. Tapi jika dilihat dari ke dekatan mereka yang tidak wajar sebagai teman dan juga ‘takluk’nya Minwoo kepada Song Yoon, orang pasti akan menganggap mereka berpacaran. Termasuk juga Shin Hye. Ah, sudahlah. Yang jelas aku harus mengucapkan terima kasih kepada Song Yoon sunbaenim untuk pertolonganya tadi. Tutup Shin Hye.

Walaupun dia mengatakan ‘sudah’ untuk masalah itu, ternyata Shin Hye masih tetap malanjutkan cekikikannya.

Komentar

Postingan Populer