[Fanfiction-Part/Romance] You That I Love - Minwoo BoyFriend (Part 2)
Tittle : You That I Love
Author : Yaka
Genre : Romance
Ranting : T (Teen)
Main Cast : -MinWoo BoyFriend, -Kim Shin Hye (OC)
Ø It’s Not Over
Shin Hye merapatkan jaketnya untuk mengusir udara dingin
yang menerpanya. Walaupun bukan musim dingin, saat ini udara di kota Seoul menunjukkan
suhu 19 derajat Celcius dan itu semakin dingin karena sepertinya sepanjang hari
matahari enggan menunjukkan wujudnya di hadapan semua orang.
Shin Hye kembali
melirik alroji ditangan kirinya. Tepat satu jam dia telah berdiri menunggu Gong
Chan pulang latihan dance. Gong Chan mantan pacarnya biasa pulang latihan
sekitar pukul empat sore dan Shin Hye telah menunggunya dari pukul setengah
empat sore. Dia tidak ingin telambat untuk bertemu Gong Chan sore itu karena
dia benar-benar telah bertekad untuk berbicara dengan mantan pacarnya sekali
lagi agar mereka bisa kembali bersama seperti yang telah dikatakannya pada Soon
Hwa dua hari yang lalu.
Tapi ini sudah lewat setengah jam dari jam pulangnya dan
Shin Hye belum menemukan Gong Chan keluar dari studio tari yang ada di seberang
jalan itu. Shin Hye menggigit bibirnya, ada rasa cemas yang tiba-tiba melanda
hatinya. Apakah hari ini bukan jadwalnya Gong Chan latihan? Ujarnya dalam hati.
Lalu dia menggeleng. Tidak, aku tidak mungkin salah. Hari ini adalah jadwalnya
untuk latihan. Ya, aku ingat jadwalnya latihan.
“sedang apa kau disini?” tanya sebuah suara yang tak
asing lagi bagi Shin Hye dari arah belakangnya. Shin Hye menoleh.
Dengan sedikit gugup Shin Hye menarik bibirnya untuk
tersenyum kepada Gong Chan yang tengah memandang datar ke arahnya. “sedang apa
kau disini?” tanya Gong Chan sekali lagi karena Shin Hye tak kunjung menjawab
pertanyaannya tadi.
Shin Hye menelan ludah. “aku... aku kesini ingin
membicarakan masalah hubungan kita,” kata Shin Hye ragu. “aku akan memperbaiki
kekuranganku jika oppa mengatakannya.
Dan aku bisa menjadi lebih baik dari dia. Ku mohon kembalilah padaku. Aku tidak
ingin berpisah seperti ini. aku masih mencintaimu oppa.” lanjut Shin Hye setelah berhenti sesaat.
Gong Chan memalingkan wajahnya sebentar dan kemudian
kembali memandang Shin Hye. “kekuranganmu? Kekuranganmu adalah aku sudah tidak
mencintaimu lagi. Kau tidak semenarik yang dulu sehingga aku jadi bosan dan
perasaanku padamu menguap begitu saja.” Kata Gong Chan datar. “dengar Shin Hye,
sebaiknya kau jangan menemuiku lagi karena tidak ada yang perlu kita bicarakan
lagi. Dan satu lagi jangan memintaku untuk terus kembali kepadamu. Selamat
tinggal.” Ucap Gong Chan sebelum dia pergi meninggalkan Shin Hye tanpa menunggu
jawaban apa yang akan dilontarkan oleh Shin Hye.
Mata Shin Hye panas, dadanya sesak dan semakin terasa
sakit setiap kali Gong Chan melangkah pergi menjauh dari tempatnya berdiri.
Punggung kurus Gong Chan akhirnya menghilang tanpa jejak setelah membelok di
perempatan jalan. Tangan kanannya kini menutupi mulutnya supaya suara isakan
tangisnya tidak terdengar oleh orang yang berlalu lalang di sekitarnya yang
saat ini sudah mulai memperhatikannya dengan tatapan heran dan juga ada dengan
tatapan sedih.
Rintik hujan perlahan-lahan turun menyapa apa pun yang
ada dibawahya dan semua orang yang berada dijalan saat itu langsung
berlali-lari kecil mencari tempat untuk berteduh dari sergapan air hujan. Tidak
untuk Shi Hye, dia masih tetap berdiri mentap tempat bayangan Gong Chan lenyap
tadi. Hujan semakin lebat. Air mata yang sedari tadi telah mengalir menyatu
dengan hujan yang membasahinya dari atas kepala hingga ujung kakinya. Shin Hye
basah kuyup.
***
Soon Hwa menyodorkan segelas coklat hangat ke Shin Hye
yang dengan gerakan perlahan mengeringkan rambutnya dengan handuk yang tadi
diberikan Soon Hwa ketika ia datang. Soon Hwa begitu panik melihat kedatangan
Shin Hye dalam keadaan basah kuyup dan pucat. Dia tidak tahu pasti apa yang
menimpa temannya sehingga temanya ini terlihat begitu menyedihkan sekali. Tanpa
harus bertanya, dia bisa menebak apa yang menyebabkan Shin Hye terlihat begitu
mengenaskan, Gong Chan. Ya! Pasti laki-laki sialan itu yang menyebabkan Shin
Hye jadi seperti ini.
“aku tadi menemuinya Soon Hwa,” Shin Hye memulai
pembicaraan setelah mulutnya membeku karena dingin dan juga karena sakit hati.
Terdengar begitu lirih nada suara Shin Hye ketika dia mengucapkannya.
“lalu apa yang dia katakan?” tanya Soon Hwa hati-hati.
Namun, pertanyaan Soon Hwa itu malah dijawab deru tangisan dari Shin Hye. Soon
Hwa beranjak dari tempat duduknya dan duduk disamping Shin Hye. Ketika dia
benar-benar telah berada di samping Shin Hye, Soon Hwa menarik sahabatnya
kedalam dekapannya. Didalam dekapan Soon Hwa, Shin Hye melepaskan tangisanya.
Soon Hwa menepuk-nepuk punggung Shin Hye mencoba untuk menenangkannya.
“apa kau sudah yakin ingin melupakannya?” tanya Soon Hwa
dengan tatapan ragu ke Shin Hye yang duduk di depanya setelah mendengar segala
kegundahan temannya itu.
Shin Hye mengangguk, “ya, aku akan mencoba melupakanya.
Tidak! Aku harus melupakanya. Aku tidak ingin menjadi lemah seperti ini terus
karenanya.” Kata Shin Hye penuh keyakinan.
Soon Hwa tersenyum, “aku yakin kau pasti bisa. Dan aku
akan selalu membantumu. Kau harus ingat itu! Sekarang habiskan makananmu. Aku
sudah susah payah memasakaknya untukmu. Kau kan tahu, aku tidak bisa memasak.
Tidak sepertimu.” Ujar Soon Hwa sambil bercanda, berharap dengan begitu suasana
hati Shin Hye menjadi lebih baik. Shin Hye tertawa mendengar ucapan Soon Hwa.
Itu sudah menjadi awal yang baguskan?
“aku tahu. Aku akan makan dan kau juga harus ikutan makan
bersamaku.”
“oh ya Shin Hye, kemarin saat kau tidak datang ke sekolah
Jeong Min oppa datang ke kelas menanyakan keadaanmu,” kata Soon Hwa
mencari bahan pembicaraan yang baru. Shin Hye hanya menoleh sekilas ke arah
Soon Hwa. “apa itu benar?” tanyanya setelah itu.
“mana mungkin aku berbohong soal itu. Ya ampun, saat itu
dia sangat tampan. Aku hampir pingsan karena harus berhadapan langsung
denganya.” Soon Hwa mulai membayangkan kembali wajah Jeong Min saat itu. Shin
Hye menggeleng sekenanya.
“lalu apa yang kau katakan?” tanya Shin Hye membuyarkan
lamunan indah Soon Hwa.
“aku katakan kalau kau sedang sakit,”
“kenapa dia bisa tahu aku tidak datang ya?” Shin Hye
penasaran.
“ya ampun Shin Hye, sudah berapa kali harus aku katakan.
Jeong Min oppa itu selalu
memperhatikanmu. Dia tertarik kepadamu. Percayalah kepadaku!” kata Soon Hwa
dengan semangat yang menggebu-gebu.
“mana mungkin itu terjadi? Yang ada aku yang selalu
memperhatikannya,”
“akh!! Shin Hye, apa kau menjadi sangat bodoh dan buta
gara-gara berpacaran dengan Gong Chan?”
Shin Hye hanya diam.
“dengar, percayalah padaku. Jeong Min oppa memang tertarik kepadamu. Walaupun
aku sangat iri kepadamu, tapi ini bisa dijadikan kesempatan yang bagus bukan?”
Shin Hye menoleh bingung ke arah Soon Hwa. Dia tidak
mengerti apa maksud temannya.
“kau bisa mendapatkan Jeong Min oppa!” kata Soon Hwa yang kali ini nyaris setengah berteriak karena
terlalu bersemangat.
Mata Shin Hye membulat mendengar perkataan Soon Hwa, dan
nyaris saja dia menyemburkan makanan yang ada didalam mulutnya tepat ke wajah
Soon Hwa. “apa kau gila? Jangan bercanda disaat seperti ini!”
“siapa bilang aku bercanda? Aku serius! Bukankah tadi kau
mengatakan aka melupakan Gong Chan? Dan inilah saatnya! Ini kesempatan emas.”
“tapi bagaimana kalau ucapanmu itu salah? Bagaimana jika
saat itu dia ada perlu denganku atau tidak sengaja bertanya karena kurang
kerjaan? Dengar Soon Hwa, Jeong Min sunbae
itu adalah salah satu idol disekolah, mana mungkin dia menyukaiku?”
“kau meragukan penglihatanku mengenai perasaan seseorang
hah?! Tapi terserah kau sajalah. Jika semua yang ku ucapkan benar, maka kau
akan sangat menyesal karena menolak kesempatan ini. Ingat, kau akan menyesal,”
ancam Soon Hwa.
Soon Hwa memang sangat pandai melihat dan membaca
perasaan seseorang, apalagi membaca perasaan suka –dia sangat ahli dalam hal
itu. Soon Hwa juga sangat pandai berbicara dan membujuk semua orang –kecuali
orang yang telah menjadi sahabatnya lebih kurang sembilan tahun –sehingga dia
sering dijadikan mak comblang oleh teman-teman yang lain. Dan bukan hanya
teman-teman seangkatan saja, akan tetapi para senior juga seperti itu. Entah
tahu dari mana mereka tentang kehebatan Soon Hwa. Saat Shin Hye berpacaran
dengan Gong Chan, Soon Hwa sudah memperingatkanya kalau Gong Chan itu bukan
laki-laki yang tepat untuk Shin Hye. Dan terbukti, saat ini Shin Hye sakit hati
karena Gong Chan. Tetapi walaupun dia adalah mak comblang disekolah, Soon Hwa
tetap saja masih belum mendapatkan pacar. Seingat Shin Hye, Soon Hwa pernah dua
kali berpacaran dan semuanya tidak bertahan begitu lama. Bukan karena Soon Hwa
diputuskan oleh pacar-pacarnya, melainkan dia yang memutuskan hubungan itu.
“Shin Hye, ponselmu berbunyi,” kata Soon Hwa yang kali
ini membuyarkan lamu-nannya.
Shin Hye melirik layar LCD androidnya dengan malas. Tertera
‘Eli oppa’ disana. Pasti kakaknya
sedang mencemaskanya saat ini karena dia belum ada mengabarkan keberadaanya
kepada kakak laki-lakinya itu. Apalagi sekarang sudah pukul sepuluh malam.
Dengan gerakan malas yang sama Shin Hye menggeser tombol untuk mejawab.
“Kim
Shin Hye! Where are you?”
hardik suara disebrang sana.
“aku dirumahnya Soon Hwa, oppa. Maaf karena aku tidak menghubungi duluan,”
“you
know? I very worry about you. Dan aku bisa mati karena sangking cemasnya. Lalu
kenapa ponselmu dari tadi mati?”
Shin Hye ingat dia memang baru menghidupkan ponselnya
beberapa saat yang lalu –dia tidak tahu mengapa ponselnya bisa mati –dan begitu
dihidupkan begitu banyak pesan yang masuk, tentu saja pesan dari kakaknya.
“sekali lagi maafkan aku, baterai ponselku habis,” jelas
Shin Hye singkat.
“jadi
sekarang, apa kau ingin ku jemput kesana?”
“um, tidak usah. Malam ini aku mau menginap dirumah Soon
Hwa saja. Lagian besokkan hari minggu.”
Sedikit lama suara Eli tidak terdengar, lalu kemudian, “baiklah, kau boleh menginap disana malam
ini.”
Shin Hye tersenyum walaupun kakaknya pasti tidak dapat
melihat senyumanya itu.
“gomawoyo oppa.
Kalau begitu selamat malam.” Kata Shin Hye lalu kemudian memutuskan sambungan
setelah mendapatkan jawaban dari kakaknya.
“jadi boleh aku menginap malam ini disini?” kata Shin Hye
setelahnya sembari menatap Soon Hwa.
Soon Hwa tersenyum. “tentu saja. Lagian dirumah sedang
tidak ada orang,”
~Next Part~
Komentar
Posting Komentar